Youngmin
menatap IU tak percaya. Apa yang sebenarnya terjadi. Youngmin menatap IU dengan
pandangan heran. Dan wajahnya berubah keras. “Mwoseun mweoria?” Tanya Youngmin
lagi.
“Ani,
nan, geunyang… nado mwola.” Jawab IU menunduk. “Youngmin-ah,, miane.” Tambah IU
dengan suara pelan.
“IU-ah,”
Youngmin memanggil IU dan menggenggam tangan IU. “Apa yang ingin kau katakan
sebenarnya? nan mwolaeseo.”
“Mian…”
IU masih menunduk, tak tahan melihat wajah Youngmin yang begitu serius dan
sedih.
“Apa
aku melakukan kesalahan? Marhe.”
“Youngmin-ah.
Mian, karena ini adalah…” IU masih menggantung kalimatnya.
“Mwo?
Karena apa?” Tanya Youngmin yang tak sabar menunggu jawaban dari IU.
“April
mop.” Jawab IU dengan polos dan memandang wajah Youngmin. Wajah Youngmin yang
berubah dari sedih menjadi kesal.
“Mwo?”
IU
tersenyum.
Youngmin
langsung melepaskan tangan IU dan pergi begitu saja.
“Ya,,,
Youngmin-ah.” Panggil IU sambil tersenyum dan menyusul Youngmin yang pergi.
Youngmin
tak menghiraukan panggilan dari IU lagi. Ia langsung menuju mobil jemputannya.
“Youngmin-ah,,
akh…” IU mengaduh karena jatuh.
Mendengar
seruan dari IU, Youngmin langsung berbalik dan melihat IU yang telah terduduk
di tanah sambil mengusap luka di lututnya.
Youngmin
mengacak-acak rambutnya dan berjalan ke arah IU. “Gwaenchana?” Tanya Youngmin
dan membersihkan luka IU dengan sapu tangan yang selalu ada di sakunya.
“Ehmn,,,
gwaenchana.” Jawab IU tersenyum. “Selama ada Youngmin, gwaenchana.” Tambah IU.
“Tsk,,,”
Youngmin hanya mendengus dan memberikan plester yang ada di tasnya.
“Neon..
doraemon-ya?” Tanya IU.
“Wae?”
“Kau
selalu mengeluarkan barang-barang yang diperlakan.” Jawab IU dengan polos.
“Kau
pikir karena siapa tasku berubah menjadi kantong doraemon?!” Jawab Youngmin.
“Tsk, kau selau membuatku khawatir dengan kebodohan mu yang selalu jatuh setiap
saat.” Tambah Youngmin dan membantu IU untuk bangun.
“Youngmin-ah.
Miane,,, geuraegeo, geomaweo.” Ucap IU dan menatap Youngmin.
Youngmin
menatap IU dan tersenyum. “Babo…” Youngmin menyentil jidat IU.
“Aish,,
appeu.” Protes IU dan mengusap jidatnya. “Eotte? Apa kau terkejut?”
“Emn,
kau tidak pernah mengatakan ini sebelumnya.” Jawab Youngmin.
IU
tersenyum. “Itu balasan karena kau juga sering mengatakan putus.” Ucap IU dan
menjulurkan lidahnya.
Youngmin
tersenyum dan mencubit hidung mungil IU.
“jibel
kaja.” Youngmin menggandeng tanga IU kembali dan disambut dengan senyuman
hangat dari IU.
000
Usai mengantar
IU ke apartement-nya.
“Hyeong,,,”
Panggil Youngmin pada supir sekaligus bodyguardnya.
“Ne,
Tuan muda. Wae geurae?” Tanya Donghyun.
“Hyeong,
kita harus menyelesaikan pencarian kita.” Jawab Youngmin.
“Tapi,
Tuan muda…”
Youngmin
menatap Donghyun dengan dingin, itu berarti Youngmin tidak suka ditentang dan
ditolak.
“Aku
harus mencarinya, Hyeong. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada…” Youngmin tak
jadi melanjutkan kalimatnya. Youngmin menghirup nafas frustasi. “Hyeong, eomma
sudah meninggal. Bagaimana ia bisa hidup sendiri.” Tambah Youngmin.
“Ini
tidak akan mudah, Tuan muda.”
“Jangan
menolak keinginan ku.” Tegas Youngmin dengan dingin. “dan aku mau, kau harus
dapat menemukannya, apapun yang terjadi.” Tambah Youngmin.
Mobil
punberhenti di parkiran rumah mewah. Youngmin pun keluar dengan kesal.
“Youngmin-ah…”
panggil seorang wanita setengah baya menyambut kedatangan Youngmin dengan
senang.
Youngmin
tersenyum. “Ne, Eomma.” Jawab Youngmin dan menerima pelukan wanita yang
notabene adalah ibunya, atau lebih tepatnya ibu tiri yang menyayanginya. “Apa
eomma sudah makan?” Tanya Youngmin dengan perhatian.
“Ani,
eomma gitari neo.” Jawab Eommanya dan menggandengan Youngmin emnuju ruang
makan.
“Wae?
Sudah ku bilang jangan selalu menunggu ku. Bagaimana kalau eomma sakit?” Ucap
Youngmin yang begitu perhatian pada eomma tiri yang telah merawatnya sejak
kecil itu.
“Ani,
eomma masih kuat, dan masih sangat sehat.” Jawab eomma dan melayani Youngmin
dengan sangat baik.
Youngmin
tersenyum bahagia. “Eomma,,,” Panggil Youngmin.
“Eo…”
“Saranghae…”
ucap Youngmin dan memeluk eommanya sambil duduk. “Jeongmal saranghae.” Tambah
Youngmin dengan sedih.
Eomma
tersenyum dan membelai rambut Youngmin. “Eomma do, jeongmal saranghae,
Youngmin-ah.” Jawab eomma terharu dan menghapus air mata yang ada di ujung
matanya. “Cha,,, moggo.” Ucap Eomma dan menyuruh Youngmin makan. “Makan yang
banyak, agar kau tumbuh sehat, dan cepat besar.” Tambah eomma sambil membelai
rambut Youngmin dan duduk disampingnya.
Youngmin
tersenyum melihat kasih sayang yang selalu diberikan eomma padanya.
“Harus
seberapa besar lagi, eomma?” Tanya Youngmin mendengar perkataan eomma.
“sebesar-besarnya.”
Jawab eomma dengan senang.
Youngmin
hanya menggeleng kepalanya dan memakan makanannya yang dimasak eomma, khusus
untuknya.
“Eo,
IU-ah,,, eotte? Apa dia baik?” Tanya eomma membuka percakapan lagi di ruang
makan.
Youngmin
tersenyum. “Baik.” Jawab Youngmin yang masih tersenyum simpul mengingat
kejadian tadi. Ia berhasil di kerjai.
“Wae,,,
kau kelihatannya sangat bahagia.” Tanya eomma kepo.
Bukannya
menjawab, Youngmin malah tersenyum.
“Wae…??”
Eomma masih bertanya.
“Dia
mengajakku putus.”
“Jeongmal??
Wae haenbeoke?” Tanya eomma masih mengintrogasi.
“Eo,
karena ternyata ini adalah april mop.” Jawab Youngmin. “Tapi bagaimana jika aku
mengiyakannya. Apa dia tidak berfikir?!” Ucap Youngmin yang juga kesal jika
mengingat kejadian tadi siang.
“Aish,
mana mungkin kau mengiyakan-nya. Bukan kah kau juga sangat menyayanginya.”
Youngmin
hanya mengangkat bahunya. “Em, eomma, apa kau sennag jika memiliki seorang anak
lagi?” Tanya Youngmin begitu selesai makan.
Eomma
tersenyum mendengar pertanyaan dari Youngmin.
“Eomma
sudah cukup tua untuk memiliki seorang anak lagi.” Jawab Eomma membereskan meja
makan. “Uri ttal, aku tidak perlu yang lain selama kau ada disisi eomma.”
Tambahnya dan tersenyum pada Youngmin.
“Em,,,”
Youngmin bingung akan memulai kalimatnya. “Anio, aku akan selalu ada didekat
eomma.” Ucap Youngmin dan melihat punggung eomma nya.
Eomma
nya terlihat semakin tua seiring bertambahnya usia. Kini ia sudah menginjak 50
tahun. Wajar saja jika tubuhnya kini sedikit lemah.
000
“Youngmin,
Youngmin, Youngmin…” seru anak-anak perempuan menyemangati Youngmin yang tengah
bermain basket.
Ia
berlari kesana kemari dengan lincah dan memasukkan bola berulang kali. Ia
adalah kapten basket dari sekolahnya. Jadi tembakannya ke ring tak akan
diragukan lagi.
Sebagai
seorang remaja namja yang kian bertumbuh, bisa dikatakan Youngmin adalah tipe
namja yang ingin di jadikan sebagai namjachingu remaja saat ini. Sebenarnya
bukan hanya remaja, banyak noona yang juga menyukainya. Selain bakatnya yang
hampir disegala bidang, ia juga seorang tuan muda. Nyaris sempurna.
“Game
Over.” Ucap pelatih dan tersenyum senang pada Youngmin karena kemampuannya yang
kian meningkat. Dan ini tentu membuat pelatih senang.
“Good
Jon, Youngmin-ah.” Puji coach yang memang orang luar negeri.
“Thx,
coach.” Ucap Youngmin sambil menyeka keringatnya dengan handuk. “Ehm, coach, I
wanna rest for my study. May be I’m quite.” Ucap Youngmin dengan sedikit
menyesal.
“What?
Youngmin, you’re a genius. I know that, although you busy with this, you still
number one high school in seoul.” Jawab coach yang tidak rela Youngmin harus
keluar dari basket. “What’s your reason. The real reason?” Tanya coach yang
sangat mengetahui karakter Youngmin.
“Nothing,
I just wanna rest.” Jawab Youngmin sambil tersenyum. “na gandda…” ucap Youngmin
dan pergi meninggalkan coach yang masih bingung.
--
Youngmin
berjalan di koridor bersama Minwoo, Sulho, dan Jeong Min. Mereka bertiga asik
bercanda. Sementara Youngmin hanya mendengarkan mereka dan terkadang ikut
tersenyum.
“Oh,
ya. Bukankah murid yeoja dari kelas kita sedang membuat kue?” Tanya Sulho yang
begitu aktif.
“Eo,,,
benar, Hyeong.” Jawab Minwoo yangnotabene paling muda di antara yang lain.
“Yaa,,,”
Sulho langsung merangkul Youngmin. “Kue buatan IU, eotte? Apakah kali ini akan
enak?” Tanya Sulho yang selalu menggoda Youngmin.
“”Sulho-ya,,,
geumanhe. Jangan selalu mengejek IU.” Ucap Jeong Min dengan datar.
“Aish,
jinjja. Kau selalu melarang apa yang kusuka.” Cibir Sulho dan melepas
rangkulannya pada Youngmin.
Mereka
berempat pun sampai di depan kelas praktik.
“Spertinya
mereka akan selesai.” Ucap Minwoo sambil melihat ke dalam.
Terlihat
IU yang tengah menghias cake sebagai sentuhan terakhir.
“Yeppeo.”
Ucap Youngmin tak sadar dengan gumamannya.
“Ya,,
uri Youngmin jinjja jinjja jinjja IU joha.” Goda Sulho yang mendengar gumaman
Youngmin karena berada di sampingnya.
“Eo,,,
mwo?” Tanya Youngmin yang tak mengerti.
“Gueromyon,
jika tidak mana mungkin ia tahan dengan cake buatan IU.” Tambah Jeong Min yang
ikutan bicara kali ini, dan melirik kedatangan IU.
“Youngmin-ah…”
Panggil IU dengan semangat dan menghampiri mereka berempat.
“Annyeong,,,”
Sapa Sulho dan Jeongmin bersamaan.
“Eo,,
annyeong, oppa.” Jawab IU. “Anyyeong , MInwoo-ya.” Tambah IU yang melihat
Minwoo menunduk.
“Eo,,,
annyeong, Noona.” Balas Minwoo dan membungkuk sebagai tanda hormatnya pada IU,
orang yang sangat ia kagumi.
“Cha,,,
aku membuat cake untuk kalian.” Ucap IU dengan semangat.
“Eo,,
aku baru saja makan, IU-ah.” Ucap Sulho yang tak ingin mencoba cake buatan IU,
karena pasti rasanya akan sama seprti biasanya.
“Nado,,,”
tambah Jeong Min dengan cepat sambil mengangkat tangan seperti anak kecil.
“Eoo,,,”
IU heran melihat mereka. “Ya, Minwoo-ya, apa kau juga sudah makan?” Tanya IU
sambil melotot padanya.
“Eo,,
nan,,nan… ani…” jawab Minwo dengan pasrah.
“Geurae.
Neo deul yang akan memakan ini.” Ucap IU memutuskan dan tersneyum dengan
senang.
“Aahhh,
apa bisa hari ini aku tidak memakan cake mu.”
IU
langsung melotot pada Youngmin.
Youngmin
hanya bisa membuang nafas dengan pasrah dan melirik kedua temannya, Sulho dan
Jeong Min yang tersenyum simpul.
000
Youngmin tengah asik menunggui IU
yang part time. Ia asik dengan smartphone nya. Dan alarm berbunyi dari hpnya.
“Aish…” Keluh Youngmin sebal dan
mematikan alarm ponselnya.
Youngmin
pun mengeluarkan beberapa pil dari plastic kecil. Dan meminumnya dengan malas.
“Hey…”
IU mengagetkan Youngmin. IU pun duduk dihadapan Youngmin. “Mwoya?” Tanya IU.
“Mwo?”
“Yang
kau minum.” Jawab IU penasaran. “Apa kau sakit?” Tanya IU dan meraba kening
Youngmin.
Youngmin
menghindar. “Ani. Aku hanya memakan vitamin.” Jawab Youngmin dengan santai dan
tersenyum.
IU
memandang Youngmin dengan penasaran. “Jeongmalyo?” Tanya IU masih memandangnya
dengan penuh selidik.
“Ehmn,,,
kaja, kita pulang.” Ajak Youngmin dan membereskan ponsel serta ranselnya.
IU
mengulurkan tangannya. “Berikan padaku.” Ucap IU.
Youngmin
tersenyum memandang IU. “Andwae.” Jawab Youngmin lalu pergi meninggalkan IU.
“Eo,,,
ya.. Youngmin-ah. Gitaryo.” Seru IU buru-buru memanggil Youngmin. “Eo,,, eodi…?”
Tanya IU melihat kesekitar. “Aish, Youngmin-ah. Apa kau inginmati???” gerutu IU
dan berjalan untuk mencari Youngmin.
“Eo,,,”
IU terkejut melihat Youngmin yang ada dihadapannya tengah mengobrol dengan
seorang yeoja. “Youngmin-ah…” gerutu IU dan menggulung lengan tangannya. Lalu
berjalan menghampirinya.
Yeoja
yang mengobrol dengan Youngmin pun pergi.
“Ya…”
Tegur IU sambil menjewer telinga Youngmin.
“Aahh,
aahh, ahh,,” ia mengaduh kesakitan. Karena Youngmin paling tidak tahan jika
dijewer. “Appu..” Keluhnya sambil melepaskan tangan IU dengan kasar.
“Neo…”
IU dengan kesal memelototi Youngmin.
“Mwo?
Dugu? Beraninya kau menjewer telingaku.” Ucapnya dengan kasar sambil mengelus
telinganya yang sakit.
“Eo,,,”
IU memperhatikan Youngmin dengan sikap kasarnya. Dan bahkan ia menyanyakan
siapa dirinya??? IU memperhatikannya lagi. Ani,,, Youngmin ani. Dugu?? IU masih
bingung dengan apa yang dihadapannya.
“Neo
michieso?” Tanya nya dengan kasar.
IU
terkejut. “Yaa,,, apa kau bercanda dengan ku?” Tanya IU mengecilkan nada
suaranya.
“Aish,
jinjja. Kurasa kau sudah benar-benar gila.” Ucapnya dan pergi meninggalkan IU
yang masih bengong.
“Ya,,, nan michieso? Ani, geundae, dugunde?” Tanya
IU pada dirinya. “Tidak mungkin Youngmin tidak mengenaliku.” Gumam IU pada
dirinya.
“Ya,, neo
eodiseo.” Ucap seseorang dari belakang IU sambil menepuk IU.
IU
menoleh ke sumber suara. Ia masih bingung dengan kejadian barusan. Kemudian ia
tersadaar. IU memandangnya dengan kesal.
“Napeun.”
Maki IU dan pergi meninggalkan Youngmin.
“Mwo??
Nappeun?” Tanya Youngmin pada dirinya bingung. Kemudian ia pun berlari mengejar
IU yang telah keluar dari mall.
“Ya,,
IU-ah.” Panggil Youngmin dan menarik tangan IU.
IU
memandang Youngmin dengan kesal. “Kau jahat. Kau menakutiku. Apa kau senang?”
Tanya IU hampir menangis. “Neo, nappeun. Nomu, nomu, nomu, nomu napeun.” Tambah
IU sambil memukul-mukul dada Youngmin.
“Mwo??
Nappeun? Dugu? Naega?”
“Eo,,,”
Youngmin
membuang nafas. “What do you mean? I don’t know what you say.” Ucap Youngmin
bingung.
“Kau
tidak mengenaliku. Bahkan kau membentakku tadi.”
“Mwo???
Ya, IU-ah… eonje? Sejak kapan aku pernah membentakmu?” Tanya Youngmin sambil
memegang pundak IU.
“Tadi…”
Youngmin
semakin bingung. Apa maksud IU.
Membentaknya? Bahkan membelalakkan mata ku saja, aku tak akan pernah tega.
Mwoseun
mworia. Dugu???
Ke
part 5 yau,,,
JJC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar