10
tahun bukan lah waktu yang singkat. Namun bagi IU dan Youngmin, 10 tahun
merupakan waktu yang singkat. Hanya dengan mengedipkan mata, 10 tahun bergulir
begitu cepat.
Kini
mereka telah duduk di bangku SMA. Di kelas yang sama dan di meja yang sama. Selalu
seperti itu. Dari dulu hingga saat ini.
Youngmin
yang merupakan tuan muda, sangat dingin terhadap yang lain. Bahkan meski
terhadap ibunya. Namun berbeda dengan IU. Ia penuh perhatian dan begitu menjaga
IU. Ada apa sebenarnya? (Mwolla)
Youngmiin
tengah mengatur persiapan festival yang akan diadakan 2minggu lagi. Namun
sepertinya orang yang ditunjuk sana-sini sebagai panitia, kkurang memenuhi
standart Youngmin(sangat perfeksionis).
“Jika
seperti ini. Siapa yang akan menonton?” Seru Youngmin sambil membanting dokumen
yang diberikan padanya beberapa menit yang lalu.
Semua
yang mendengar seruan Youngmin terdiam. Karena mereka sangat tahu perangai
Youngmin. Jika ada yang mencoba mencari pembenaran, maka ia akan mencari
fakta-fakta kesalahannya.
“Eotte? Apa kau mau menanggung semua biaya? Apa kau pikir kau sanggup?” Tanya Youngmin dengan kasar.
Sementara
di tempat lain. IU. Membuka loker Youngmin. Ia pun menemukan sebuah kotak. Apa ini? Tanya IU dalam hati namun tak
membukanya.
IU
tumbuh menjadi sosok yeoja yang cantik. Berpenampilan sederhana, namun tetap
manis. Meski sedikit ceroboh. Namun inilah yang membuat Youngmin tidak bisa
meninggalkan IU sendiri tanpa pengawasan.
IU
berlari sepanjang koridor sambil melompat-lompat.
“Au…”
IU terjatuh. “Aish, IU. Kau sangat ceronboh.” Cemoohnya pada dirinya sendiri.
ia pun bangkit, dan masih sedikit berlari sambil melompat. Gak ada kapoknya.
“Annyeong.”
Sapa seorang gadis yang baru saja muncul dan langsung masuk tanpa mempedulikan
wajah Youngmin yang masih kaku karena kesal.
“Eo,,,
bangku ku???” Tanya IU melihat sekitar tak ada lagi bangku. IU langsung
memandang Youngmin dengan curiga. “Eodiga?”
Youngmin
melihat ke arloji yang ada di tangan kanannya. “20 menit bukanlah waktu yang
pantas untuk seseorang terlambat.” Jawab Youngmin tanpa memandang IU.
“Jinjja?”
Tanya IU dan melihat arlojinya. Chaann,,, arloji mereka pasangan. “Ya,
Minwo-ya. Apa benar aku telat 20 menit?” Tanya IU sibuk melihat arlojinya.”Ada
apa dengan jam tangan ini,” IU bertanya pada dirinya dan dengan sengaja
menunjukkan jam tangannya di depan wajah Youngmin.
Minwo
yang tadi ditanya jadi gugup. Jadi lebih baik ia diam.
“Minwoo,
apa kau tidak dengar pertanyaan noona mu ini?” Tanya IU sekali lagi dan dengan
nada yang sedikit mengancam.
“Eo,,
anu, noonim.,.” Minwo bingung. “Mian, Noona.” Minwo hanya meminta maaf dan
menunduk pasrah.
“Aratta,
araseo. Anja eodi neo joha.” Suruh Youngmin pusing dengan sikap IU yang selalu
seenaknya terhadapnya.
IU
langsung tersenyum. Dan langsung duduk di pangkuan Youngmin.
“Ya….”
Tegur Youngmin langsung berdiri, dan otomatis IU juga ikut berdiri.
“Mwo?
Wae?”
“Aish,
tidak bisakah kau duduk di tempat lain?” Tanya Youngmin berbisik.
“Ani.
Tidak ada bangku yang terlihat oleh mataku.” Jawba IU dengan polos.
Youngmin
membuang nafasnya. “Geirae. Duduklah disitu.” Jawab Youngmin mengalah.
“Gomawo.”
Ucap IU dengan tanpa suara dan duduk di bangku Youngmin tadi.
Meski
kesal, namun tak akan lama. Youngmin pun melihat jam tangan yang dipakai IU
sekarang. Ia pun tersenyum.
“Ja,,,
aku tidak mau proposal yang itu-itu saja. Hanya pentas music yang udah biasa.”
Ucap Youngmin menjelaskan maksud dari festivalnya.
“Bagaimana
kalau dengan perlombaan hanbok. Sepertinya akan bagus.” Ucap IU spontan.
“Karena banyak remaja sekarang menganggap bahwa hanbok itu kuno. Jadi, kita
bisa sekalian mengenalkan kembali jenis-jenis
hanbok yang telah dimodifikasi sehingga terlihat lebih fashionista.”
Jelas IU.
Youngmin
tampak memikirkan ide dari IU.
“Eotte?”
Tanya IU sambil memandang Youngmin.
“Bagaimana
jika kita gabungkan perlombaan hanbok dengan drama musical atau pentas teater?”
ucap Minwo menambahkan ide IU.
“Not
bad.” Ucap Hyerin.
IU
hanya meliriknya dengan pandangan tidak suka.
“aku
akan mengatur segalanya.” Ucap Hyerin menawarkan diri.
“Andwe.”
Potong IU langsung. Tidak suka dengan ide yang baru saja diucapkan Hyerin.
“Wae
andwe?” Tanya Hyerin melotot.
“Aku
yang punya ide, kenapa harus kau yang melakukannya?” Tanya Iu tidak suka.
“Aku
berbakat dalam hal ini. Aku seorang model, jadi aku tahu apa yang harus aku
lakukan.” Jawab Hyerin dengan angkuh.
“Andwe.
Sinleo. Aku lah yang akan melakukannya.” Jawab IU keras kepala.
“Noonim,,,”
Minwoo memegang tangan IU untuk menahannya agar tidak emosi.
Youngmin
melihatnya.
“Harusnya
seseorang tahu bagaimana ia bersikap.” Ucap Youngmin menyindir Minwo.
Spontan
Minwo pun langsung melepaskan tangannya. Ia pun berbalik.
“Ketua,
bagaimana ini? Siapa yang seharusnya mengurus ini?” Tanya IU sambil melotot
pada Youngmin.
“Ehm,,,
itu, aku yang akan mengerjakannya.” Ucap Youngmin menengahi mereka.
IU
langsung memandang Youngmin dengan cemberut.
“Baiklah,
rapat kita akhiri saja disini. Tapi tolong persiapkan segala sesuatunya. Karena
aku tidak akan mentolerir siapapun.” Ucap Youngmin dan menatap IU. “Siapapun.” Tambah
Youngmin masih menatap IU.
IU
hanya menatapnya sekilas dan mendengus. “Minwo-ya…” Panggil IU.
“Ne…
wae, noona?” Tanya Minwo yang sedang membereskan berkas-berkas yang ada di
meja, karena ia lah yang bertugas hari ini.
IU
tersenyum “Ani, aku hanya ingin memanggilmu saja.” Jawab IU cuek dan
menjulurkan lidah pada Youngmin.
Youngmin
hanya terdiam dantak sabar melihat Minwo yang begitu lambat membereskan berkas
dan sampah yang ada di atas meja.
“Ya,
Minwo-ya. Kenapa begitu lambat? Hallameoni ku saja lebih cepat dari kau. Palli,
bereskan semua itu dan pergi dari ruangan ini.” Suruh Youngmin kesal.
“Eo,,,
ne, Hyeong.” Jawab Minwo dan buru-buru membereskan semuanya.
“Aish,
jinjja.” Youngmin sangat tidak sabar dengan kelambanan Minwo. Ia pun mengambil
kertas yang ada di tangan Minwo dan langsung membuangnya ke kotak sampah. “Kaaa,,,”
“Geundae,,,”
“Ka,,,”
potong Youngmin dan mendorong Minwo keluar lalu menutup ruang rapat osis dengan
keras.
Youngmin
menatap IU sambil melipat tangannya di dada.
“Wae???”
Tanya IU dengan polos.
Bukannya
menjawab, Youngmin tetap menatap IU.
IU
tersenyum. “Yeoppo?” Tanya IU dan membaut gerakan Chibi.
“Tsk,,,”
Youngmin mendengus dan mendekati IU.
IU
hanya cemberut.
“Neo…”
Youngmin mengambil tangan kanan IU dan memperlihatkan jam tangannya. “dimana
kau mengambilnya?” Tanya Youngmin .
IU
tersenyum dan menarik tangannya. “Ini… aku mendapatkannya dari lokermu.” Jawab IU
dengan polos. “Karena ini jam tangan Yeoja, maka aku pakai.” Tambah IU.
“Ini
bukan milikmu.” Ucap Youngmin dan berniat melepasnya.
“Wae?”
Tanya IU dan menatap Youngmin. “Apa kau akan memberikannya pada Yeoja lain?”
“Eo.” Jawan
singkat.
“Hmn,
geundae, Eottoke??? Di jam tangan ini ada inisialku.” Jawab IU pura-pura
menyesal dan menunjuk di dalam jam tangan tersebut ada ukiran IU, di pusat
lingkaran ada bentuk hati dan dibawahnya ada inisial Youngmin, YM.
Youngmin
tersenyum.
IU pun
tersenyum, lalu melingkarkan tangannya ke leher Youngmin. “Apa kau sangat
mencintaiku?” Tanya IU menatap Youngmin, dengan matanya yang bulat dan
bersinar.
Youngmin
hanya tersenyum.
“Ku
anggap sebagai jawaban iya.” Ucap IU mengambil kesimpulan. “Dan kau tidak ingin
kehilanganku, kan? Hahaha, mengaku sajalah.” Tambah IU dengan penuh percaya
diri tingkat kelurahan.
“Woa….”
Youngmin melepaskan lingkaran tangan IU. “KAu sangat percaya diri, IU-ssi.” Tambah
Youngmin.
IU
mengangkat bahunya dan pergi meninggalkan Youngmin, dan tak lama Youngmin
menyusul IU.
“Ayo
kita pulang.” Ajak Youngmin dan menggandeng tangan IU. Tapi IU menarik
tangannya dari genggaman Youngmin.
Youngmin
menatap IU dengna heran. “Wae?” Tanya Youngmin pelan.
“Ayo
kita putus.” Ucap IU dengan wajah yang serius. Tidak seperti tadi, yang masih
ceria dan tersenyum pada Youngmin.
Youngmin
terdiam. Kehilangan kata-kata lebih tepatnya. Jantungnya berdetal lebih kencang
dari biasanya. Nafasnya pun memburu.
Andwe,,, Sinloe. Maldo andwe.
Apa asih
sebenarnya yang pada cara kerja otak IU. Apa yang baru saja ia katakan?
Lanjut
ke part 4…
JJC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar