Jumat, 25 Januari 2013

love like oxigen :)

Cinta datang tiba-tiba,,,
                Cinta adalah anugrah yang kuasa
                Cinta emang datangnya tiba-tiba. Siapa yang sangka bakal kedatangan tamu cinta?? Semua orang pasti tidak akan mengira, apalagi yang datang adalah cinta sejati. Memang sebagian orang tidak percaya akan adanya cinta sejati. But, who know??? Bahkan orang yang tidak percaya sekalipun dapat merasakannya juga. Walaupun tidak sedikit yang merasa kecewa. Namun ada juga banyak kisah yang berakhir dengan bahagia. Karena tidak selamanya kau akan kecewa oleh cinta.
J
                Aurora, gadis yang sangat percaya akan adanya cinta sejati. Bahkan ia percaya bahwa suatu saat nanti, pangerannya akan datang untuk menjemputnya dan membawanya ke istana yang sangat megah dan hidup bahagia untuk selama-lamanya.
                “Mau pesen apa?” Tanya pelayan pada Aurora yang sedari tengah asik melamun dan bukannya memesan.
                Aurora mendengar nadanya dengan seksama. Mirip dengan tokoh komik yang sering ia baca. Sosok cowok yang cool, namun perhatian. Aurora pun memandang ke pelayan yang baru saja menanyainya. Sesaat Aurora tertegun, “Pas banget.” Batin Aurora dalam hati.
                “Sory, ya. Kalo Cuma mau numpang duduk bukan disini tempatnya.” Ucap pelayan tersebut untuk mengingatkan Aurora.
                Seolah tersentak, Aurora terbangun dari lamunannya. “oh, sory, ya.” Ucap Aurora. “Gue pesen cappucino ice, ya.” Jawab Aurora dengan mantab, karena itu adalah minuman kesukaan Aurora.
                “Ok, ada yang lain?” tanya pelayan tersebut, lalu pergi setelah Aurora menggeleng.
                “Hmn, mirip banget sama tokoh komik jepang gue.” Batin Aurora dalam hati. “Postur tubujnya juga gue suka. Mandiri dan gak banyak tingkah.” Tambahnya lagi sambil memperhatikan pelayan tadi yang juga tengah melayani konsumen lain.
                “Dia itu pelayan favorit disini.” Ucap pelayan lain yang membawakan pesanan Aurora.
                “Oh, ya,,,” ucap Aurora seraya tersenyum. “kira-kira udah punya cewek belom, ya.” Tanya nya pada pelayan itu.
Si pelayannya malah Cuma angkat bahu.
                Aurora terus menikmati cappucino sambil memandangi pelayan tadi dengan seksama. Dan gak terasa ini udah malam, dan kafe tersebut mau tutup. Jadi ia menunggu pelayan tadi di luar.
                Sementara itu.
                “Itu siapa lo, Ot???” tanya rekan sekerjanya. “Pacar lo? Kasian amat dari tadi nungguin lo tu.” Tambahnya sambil memperhatikan Aurora yang tengah duduk di depan Cafe.
                “Gue aja gak tau siapa tu cewek.” Jawab Otniel dengan cuek.
                “hmn, yaudah la. Gue balik duluan, ya.” Pamit rekan-rekannya dan meninggalkan Otniel.
                Otniel pun keluar dari Cafe setelah menutup pintu cafe dan memastikan bahwa tidak ada satu pintu ataupun jendela yang tak terkunci.
Ia menghampiri Aurora, dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya. Semuanya tersa pas ia pakai. Tak ada yang ganjil sedikit pun, meskipun ia hanya memakai celana jins yang telah usang dan juga T-shirt nya yang pas di badannya.
 Aurora langsung bangkit begitu melihat Otniel yang tengah berjalan ke arahnya. Dengan perasaan yang tak keruan, Aurora pun jadi sedikit salah tingkah. ,elihatnya saja sudah membuatnya meleleh gini, apalagi kalo deket.
“hai...” sapa Aurora memberanikan diri saat Otniel benar-benar berada di depannya.
Otniel masih tetap cuek dan tangan yang tetap berada di saku. “ngapain si lo masih disini?” tanya Otniel. “Lo suka ama gue?” tanya Otniel yang langsung to the point orangnya.
Waahh,,, aku banget. Batin Aurora. “iya, gue emang suka sama lo, boleh gak kalo kita saling kenal.” Jawab Aurora tanpa malu-malu dan terus terang.
“gue gak berminat sama cewek manja yang kerjanya cuma jalan kesana-sini, sok kecentilan dimana-mana, dan terutama gue gak suka sama lo.” Jawab Otniel dengan pedas. Dan berharap agar Aurora langsung pergi.
                Namun bukannya malah mundur, Aurora dengan berani menatap Otniel dan berkata “Kalo gitu gue bakal ngerubah sifat gue yang manja, tapi gue bukan cewek kecentilan yang suka tebar pesona kemana-mana, yaa,,,” ucap Aurora dengan sangat jelas.
                Dan bertolak belakang dengan apa yang Otniel pikirkan, ia pikir cewek itu bakalan pergi setelah ia berkata kasar, malah ,,,
“Dan gue juga gak suka sama cewek yang masih bergantung hidup sama orangtuanya. Karena itu bakal nyusahin.” Tambah Otniel
                “Ok, gue bakal kerja sambilan di cafe tempat lo kerja.” Ucap Aurora tanpa pikir panjang dan dengan nada mantab. Namun siapa ynng mendengar pernyataan Airora pasti akan tertawa, karena Aurora tidak akan sanggup karena ia terbiasa dilayani, bukan melayani. Ia mempekerjakan orang lain, bukan menjadi pekerja. Apalagi si sebuah cafe.
                “Lo masih gak ngerti juga, ya. Gue itu nolak lo secara gak langsung.” Ucap Otniel yang tidak menyangka dengan jawaban Aurora. Otniel pun pergi meninggal kan Aurora.
                Namun Aurora memutuskan untuk mengikuti Otniel..
                Tentu saja Otniel merasa risih diikuti oleh Aurora. Dan karena ia kesall,,, Otniel langsung menarik tangan Aurora dan menyudutkan tubuh Aurora ke tombok gang yang sedikit sempit. Otniel merapatkan tubuhnya pada Aurora. Dan menatapnya dengan tajam.
Nafas Aurora tercekat ditenggorokannya. Ia menatap Otniel dengan sedikit takut, namun ia putuskan untuk percaya pada Otniel, bahwa ia tak akan berani melakukan hal-hal yang dapat melukai Aurora.
“mau lo apa si?” tanya Otniel dengan penekanan nada yang sangat pas. Ia terus mencengkram lengan Aurora. “apa lo butuh belaian seorang cowok???” tanya Otniel sambil menempelkan jari telunjuk kanannya ke wajah Aurora, dan wajah Otniel yang makin mendekat. Cewek mana yang gak bakal ketakutan jika berada di posisi Aurora.
Aurora juga sudah mulai ketakutan. Entah apa yang akan dilakukan Otniel, who know,,,???
                Denganperlahan Aurora menngeleng dengan ketakutan, dan air matanya selah ada di pelupuk matanya. Dan siap akanmeluncur turun. “Please,,, jangan apa-apain gue.” Pinta Aurora dengan suara bergetar.
                “apa lo yakin, lo gak butuh gue?” tanya Otniel sambil mengusapkan pipinya ke pipi Aurora dengan sangat lembut dan penuh perasaan. Tak hanya itu, Otniel pun mulai memegang rambutnya dan mencium wangi rambut Aurora.
                “Please, gue mohom, Otniell...” pinta Aurora dengan suara yang benar-benar bergetar kali ini.
                Tak ada kata dari Otniel dan perbuatannya pun tak melebihi dari itu. Ia juga melepaskan cengkraman tangannya yang telah membekas di tangan Aurora. “jadi apa lo masih suka sama gue?” tanya Otniel dengan enteng, seolah tak terjadi sesuatu.
                Walau agak syok dengan perlakuan Otniel, namun ia tetap akan maju terus. “Gue akan tetep suka sama lo.” Jawab Aurora mantab setelah mengumpulkan keberaniannya. “Karena gue tau, lo bukan orang yang jahat.” Jawab Aurora.
                Otniel kaget dengan pernyataan Aurora barusan. Ia hanya menggelengkan kepala, ko ada ya cewek yang bodoh kayak gini. Batin Otniel. “Terserah lo deh.” Ucap Otniel. “Ayok gue anter lo pulang deh.”
                Aurora tersenyum senang.
                “jangan GR lo. Gak mungkin gue ngebiarin lo pulang sendiri.” Ucap Otniel menjelaskan agar tidak terjadi kesalah pahaman diantara mereka.
                Aurora trsenyum,"iya, gue tahu ko. Lo gak perlu ngejelasin lagi.” Ucap Aurora sambil tersenyum senang.
                Otniel pun berjalan dengan cool di depan Aurora. Aurora harus sedikit berusaha mengejar Otniel, karena langkah kakinya yang panjang.


                Keesokan harinya, Aurora benar-benar bekerja di cafe temapt Otniel bekerja. Rekan-rekan Otniel yang emang cowok semu kaget, terlebih lagi Otniel. Ia juga sangat kaget. Karena Aurora menanggapi dengan serius perkataannya.
                “Enak, ya. Kerja di temenin ama pacar.” Goda rekan Otniel sekaligus sahabat Otniel, Danu.
                “Monyet, lo pikir gue gak profesional.” Maki Otniel dengan candaaan. “Gue yakin, bentar lagi juga dia bakal keluar ko dari cafe ini.” Ucap Otniel yakin 100%
                “jangan pernah ngeremehin cewe, man,,,” Nasahat Danu.
                “Lo liat aja tuh...” ucap Otniel samnbil menunjuk Aurora yang tengah melihat kukunya...


                Aurora melihat kuku-kukunya setelah ia mencuci piring. “oh, my god. Kuku gue,,,” Keluh Aurora melihat kukunya yang terlihat sangat tragis.
                “Kenapa? Udah nyerah lo, kan.” Ucap Otniel dari belakang Aurora.
                Sontak, Aurora langsung melihat ke arah sumber suara. “Gak, gue bakal tetep bertahan. Gue bakal buktiin, kalo gue bukan cewek yang manja.” jawab Aurora dengan penuh keyakinan, namun tetap melihat kukunya yang mulai berpatahan.
                “Ok, gue mau liat, seberapa tahan lo kayak gini.” Ucap Otniel dengan mantab dan yakin bahwa Aurora akan keluar dari pekerjaannya sebentar lagi. “dan sekarang lo harus ngelayanin tamu-tamu yang ada disebelah sana.” Tunjuk Otniel pada beberapa cewek yang berada disudut.
                “Ok, siapa takut.” Jawab Aurora yang menerima tantangan dari Otniel.
                Aurora berjalan sambil membawa buku menu untuk tamu yang akan ia layani. Namun saat ia tengah berjalan, ia tersandung oleh kaki seseorang yang dengan sengaja agar Aurora terjatuh.
Kontan saja semua pengunjung cafe menertawainya, termasuk rekan-rekan Otniel, namun Otniel tidak termasuk orang yang menertawai Aurora.
                “Eh, sengaja banget si, mbak...” bentak Aurora marah.
                Yang di bentak malah berdiri. “Lain kali kalo punya di pake juga donk. Jangan Cuma kaki lo aja yang lo pake. Dan satu hal lagi, lo bisa gue aduin sama bos lo biar lo dipecat. Sadar diri donk kalo Cuma pelayan cafe.” Ucapnya dengan nada melecehkan.
                Saat Aurora akan berbicara, saat itulah Otniel datang untuk mencegah apa yang akan dikatakan Aurora lagi.
                “Kami minta maaf.” Ucap Otniel yang langsung menunduk dan memaksa tubuh Aurora untuk menunduk juga. “Aurora adalah pelayan baru disini, jadi dia kurang mengerti akan pelayanan di cafe ini.” Tambahnya dengan rasa hormat yang justru membuat Aurora semakin marah.
                “Oh, gak apa-apa kok.” Ucap cewek itu dengan lembut, luluh akan sikap Otniel y ang lembut dan penuh perhatian.
                Otniel tersenyum, dan itu membuat para gadis jadi meleleh. “Dan sebagai bentuk rasa penyesalan kami, kami akan mentraktir apa pun yang Anda pesan.” Ucap Otniel yang langsung diiyakan oleh cewek tersebut.
                Sesampainya di dapur, Aurora marah-marah dan protes terhadap apa yang barusan Otniel lakukan.
                “Heh, lo tu bodoh banget si. Udah jelas-jelas cewek tadi itu yang salah. Kenapa harus gue yang minta maaf?!!” Bentak Aurora dengan berang.
                Otniel hanya menarik nafas. “Itu karena tamu adalah raja. Semua yang dikatakan oleh Tamu adalah perintah untuk kita yang hanya sebagai pelayan Cafe. Dan ingat motto cafe ini, melayani tamu sebagai Raja. Lo harus banyak belajar lagi kalo masih pengen kerja disini.” Ucap Otniel panjang lebar yang justru membuat Aurora merasa ini semakin tidak adil.
                Kalo emang tamu adalah Raja, kenapa gue gak diperlakuin kayak cewek tadi??? Tanya Aurora dalam hati. Ingat akan perlakuan Otniel saat pertama kali ia menjadi pelanggan kemarin.
                Saat Aurora akan protes lagi, ia malah melihat Otniel tengah asik ngobrol bersama cewek tadi. “Dasar cewek gak cowok sama aja.” Ucap Aurora dengan kesal.
                “Tapi lo suka kan,,,” ucap Danu yang mendengar apa yang dikatakan oleh Aurora barusan.
                “Haahh,,,, suka si suka, tapi kalo Otniel cuek mulu, kapan gue bisa PDKTnya ama Otniel.” Keluh Aurora lagi.
                “Hallaaahh,,,, baru segitu aja lo udah nyerah. Mental tempe, Otniel gak suka ama cewek yang kayak gitu. Ya lo harus terima la, Otniel tu pelayan favorit disini.” Jawab Danu. “Semanagat donk,,,” Tambahnya memberi semangat pada Aurora.
                “Makasi, ya,,,” ucao Aurora.
                Danu mengacungkan jempolnya. “Jarang-jarang gue ngasi dukungan ama cewek yang ngejar-ngejar Otniel. Cuma lo doank.” Ucapnya Danu dengan bangga.
                “Hallaahh,,, palingan juga lo bilang gitu ke setiap cewek. Iya, kan.” Tebak Aurora dengan senyum yang manis.
                Danu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.



                “Ot,,, tunggu...” pinta Aurora yang berlari kecil untuk mengejar Otniel.
                Otniel melihat ke belakang sekilas, lalu ia berjalan kembali tapi memperlambat langkahnya. “kenapa si selalu ngikutin gue???” tanya Otniel setelah mereka sejajar.
                Aurora tersenyum dan memandangi Otniel dengan berjalan mundur. “gue rasa gue beneran suka sama lo.” Ucap Aurora yang tidak menjawab pertanyaan Otniel. Aurora nampak sangat bahagia.
                Otniel malah mendengus.
                Aurora langsung menekuk mukanya. “Beneran, Ot...” ucap Aurora meyakinkan.
                “Whatever you say, i don’t care.” Jawab Otniel yang malah mempercepat langkahnya.
                “Iiihhh,,, lo harus tau, jadi lo bakal mikir ulang kalo ada cewek yang suka sama lo lagi. Karena lo udah punya gue.” Ucap Aurora memberikan alasan terbaiknya.
                “Gini, ya. Gue udah bilang kalo gue gak tertarik sama lo.” Jelas Otniel.
                “Gue yakin kalo lo juga masih punya perasaan.” Jawab Aurora dengan senyum yang tak pernah hilang di bibirnya. Dan, tiba-tiba Aurora memeluk Otniel.
                “Apa-apaan si...” protes Otniel yang berusaha melepaskan pelukan Aurora padanya.
                Dan Aurora melepaskan pelukannya dan tersenyum tanpa merasa bersalah. “Gue,,, sayang sama lo...” ucap Aurora lalu pergi meninggalkan Otniel dengan riang karena telah memeluk Otniel.
                Otniel melihat Aurora sampai bayangannya hilang di telan malam. Ia tersenyum simpul. Lalu pergi menyusuri jalan yang sering ia lewati untyuk menuju istana kecilnya.
Sepanjang jalan Otniel terus saja tersenyum hingga tiba di rumahnya.
                Otniel melihat beberapa orang berjas dan berdasi tengah duduk di terasnya. Cepat-cepat Otniel menghampiri mereka.
                “Mau ngapain lagi si lo pada kesini?!” tanya Otniel dengan marah. “Gue kan pernah bilang, jangan kesini lagi. Gue gak mau semua orang tau siapa gue.” Tandas Otniel yang benar-benar sangat marah.
                “Maaf tuan,,, tapi dengan sangat menyesal. Ini adalah perintah Nyonya besar.” Jawab salah satu dari mereka.
                “Masuk.” Suruh Otniel lalu menutup pin tu dengan terburu.
                “Nyonya berpesan agar tuan muda pulang. Karena nyonya sedang sakit keras tuan.” Ucap salah satu dari mereka yang sedari tadi ia terus berbicara.
                “Allaaahhh,,, palingan ini juga akal-akalannya mama kan biar gue pulang. Gue udah tau  banget watak nyonya kalian itu ya.” Jawab Otniel memilih untuk tidak percaya, walau sebenarnya hatinya juga bimbang. Antara ikut pulang atau tidak.
                “Kalau tuan muda tidak percaya, tuan muda boleh memastikannya sendiri dengan ikut bersama kami. Jika ternyata hal itu tidak benar, maka kami akan mengantar tuan kembali kesini.” Jawab nya dengan diplomatis.
                “Ok, gue akan memastikannya. Tapi gak sekarang. Besok gue harus kerja, pulang dari kerja gue bakal pulang untuk liat nyokap gue.” Jawab Otniel dengan nada biasa kembali, tidak dengan emosi yangh meluap seperti tadi.
                “Baiklah, kalau begitu kami permisi tuan.” Ucap orang-orang itu lalu semuanya menunduk bersamaan sebagai tanda hormat mereka kepada tuan mudanya.
                “Ya, kalian berhati-hati lah. Dan jangan terlalu menimbulkan kecurigaan kepada tetangga. Ingat itu.” Pesan Otniel yang tumben-tumbennya bersikap lembut kepada orang suruhan orang tuanya.
                Ketua mereka pun tersenyum melihat Otniel yang untuk pertama kalinya tersenyum dan memberikan pesan kepada mereka. Mereka pun pergi dari tempat itu dengan tidak menimbulkan kecurigaan.



                Sedari pagi Otniel terus melihat ke arah pintu. Entah tamu mana yang ia cari. Setiap pintu terbuaka, Otniel pasti melihat ke arah pintu untuk memastikan siapa orang yang datang. Namun tetap saja, setiap orang yang masuk dan keluar selalu mebuatnya kecewa. Hal iotu terlihat dari wajahnya yang sedari tegang.
                “lo nyariin siap si, Ot???” tanya koki pembuat kopi. “dari tadi celingukan mulu. Perasaan lo gak pernak kayak gini swbwlumnya.” Tambahnya lagi engan tingkat penasaran yang tinggi.
                “Dia itu lagi nyariin doi, man. Dari tadi kok gak dateng-dateng.” Sambung Danu yang faham betul sifat Otniel. “Eh, tapi ngomong-ngomong si Aurora kemana, ya. Giliran di cariin gak dateng, kalo gak dicariin pasti nongol mulu tanpa di undang.”
                “Oh, jadi lo dari tadi celinguk sana-sini nyariin Aurora?!?!?!?!” ucap kokinya. “Bilang donk,,, si Aurora izin tadi pagi-pagi banget. Katanya...”
                “Dia kenapa?” tanya Otniel yang langsung main sambar aja.
                “Noh, kan ketahuan...” goda Danu sambil mencolek Otniel.
                Kokinya hanya mengangkat bahu. “Katanya si dia ada urusan keluarga gitu. Tapi gak jelas juga soalnya dia buru-buru tadi.” Jawab kokinya menambahkan.
                “Gimana, si. Mau kerja tapi setengah-setengah.” Rutuk Otniel agak kesal.
                “ada yang ngerasa kehilangan tu.” Tambah Danu yang tak henti-hentinya menggoda Otniel. “udah deh, Ot. Gak usak sok gelisah. Katanya lo gak suka, tapi ko malah gelisah gitu.” Tambah Danu, masih dengan senyum menggoda.
                “Berisik lo pada.” Jawab Otniel lalu pergi ke luar.
                Sesampainya di luar, Otniel baru akan menelfon setelah teringat sesuatu. “Gue kan gak punya nomornya.” Ucap Otniel dan memasukkan kembali Hp-nya ke saku celananya. Tak lama, ada nada sms.
                Dari nomor yang gak di kenal. Biasanya Otniel akan langsung menghapusnya, tapi begitu membaca sms tersebut,,,
OTNIEL,,,, gue kangen banget sama lo.
Miss u,,,
J
Aurora

                Otniel tersenyum membaca pesan singkat tersebut. “Miss u too.” Jawab Otnel dalam hati. Lalu kembali ke Cafe.



                Sementara itu,,, terlihat sosok gadis yang tengah duduk bersantai beberapa orang. Dan bisa dibilang sebenernya mereka beda generasi. Dengan kacamata nya yang tebal, rambut kepang dua, dan poni yang menutupi keningnya bagai poni selamat datang. :p
Oh, iya. Dan gak lupa giginya yang berpagar. Yaahh,,, walaupun agak sedikit jadul, namun hal itu tidak mengurangi inner beauty-nya yang belum terlihat. Hahahaha
                “Jadi, ini yang namanya Aurora?” tanya salah seorang wanita dengan senyum yang anggun menghiasi bibirnya.
                Aurora tersenyum dengan penuh hormat kepada wanita yang sudah bisa di bilang sebagai nenek. “Benar, Nek.” Jawab Aurora.
                “Cantik,,, lalu bagaimana dengan kuliah mu.” Tanya seorang wanita yang ada di sebelah nenek itu.
                “baik, sekarang lagi sibuk nyusun.” Jawab Aurora, lagi-lagi dengan senyum itu. Lo pikir gue itu manusia jaman purba kala yang gak sekolah. Rungut Aurora dalam hati.
                Wanita tersebut mengangguk dan tersenyum tipis pada yang lain. Termasuk orang tua Aurora.
                “dimana dia???” tanya nenek tersebut pada wanita yang di sebelahnya.
                “Aku sudah berusaha mengajaknya semalam, Bu. Tapi dia menolaknya.” Jawab dengan sedikit merajuk.
                “Dasar, kenapa aku bisa memiliki menantu seperti mu, hah.” Geram nenek tersebut. “Berikan padaku telfonnya.”
                Menantunya memberikan Hpnya dengan setengah hati.
                Nenek mengambilnya sambil mendengus geram ke arah menantunya. “Sebentar, ya semua.” Pamit nenek lalu pergi ke tempat yang agak sepi.
“hei,,, cucuku,,, kenapa kau tidak datang.” Semprot neneknya begitu hp’y di angkat.
                “aku sudah di rumah, nek. Katanya ibu saklit. Jadi aku ke rumah. Tapi gak siapa-siapa disini. Kalian pergi kemana???” tanya cucunya ini.
                “siapa yang sakit. Memang ibu mu saja tu yang rebay, eh,, lebay...” jawab nenek. “ya udah,,, nenek tunggu direstoran kita, ya.” Ucap neneknya dan langsung mematikan hpnya.
                Sementara yang di telfon...
                “Haahh,,, nenek,,,” gerutu Otniel sambil menekan Hpnya dan memasukkannya ke celana...
                Oh, my God. He is Otniel? But is very diffrent. Pasti gak akan ada yang percaya kalo itu Otniel. Dengan celana beludrunya dan jas yang sedikit formal. Tapi memang formal. Dan satu lagi,,, kacamata.
Apa-apaan ini??? Penulis ak ada rencana kayak gini.

d'star part 2

(lanjutan dari d'star episode yang kemaren, hahaha)

Hp Cha pun berbunyi, dan itu sms dari si penelfon yang sok misterius itu.
deg-degan juga sii, hehehe

#sombng amat si, padahal w kan cuma mw knlan doank#

tu bunyi sms dari si penelfon.

Cha------->#cara lo tu kampungan banget tau ga,,!~!#
Si penelfon----->#w dyo#
Cha------->#sa bodo teing eui,, mau lo dyo kek, dia sklipun, w ga pdlli#
Dyo------->#serius lo???#
Cha------>#yah iya lahh,,,#
Dyo------>#ayo donk knlan,,, nama lo sypa?#
Cha------>#ga pnting sypa nama w,#
Dyo------>#tanpa lo sbutin, w pasti tau kok,,, lo anak nusa kan?klas 3,#
Cha------>#sotoy ayam amat sii!!!#
Dyo------>#w bkan sotoy ayam, emg w tau kok, weeekkk...:p#
Cha------>#alaahhh,,, lo pasti juga anak nusa, lo mw ngerjain w kan?di bayar brpa lo buat ngrjain w sama RYO#
Dyo------>#?????w ga ngerti mksud lo.#
Cha------>#ga usah blga pilon deh, w tau ko, lo blg y sma yang byar lo tu, w ga akan mw blikan lgi sma dy#
Dyo------>#ok, ni w smpein, tapi w hrus cari tau dlu sypa org'y.#
Cha------>#lo tau g sii????ko mlah w sii yg bngung sma lo#
dyo------>#sjujur'y sii w ga tw, tp lo mksa w buat tau sii, y trpksa w blg iya ajj#
Cha------>#bodoh amat sii jadi orang,#
Dyo------>#gpp, asal lo mw knlan sma w,w rela ko lo blang bodoh#
Cha------>#edan tau g!!!!!#
Dyo------>#jadi nama lo?#
Cha------>#llo cari tau sndri laa,lo aj tw w skul dmna?!hrusnya lo tw donk sypa nma w#
Dyo------>#bner juga sii?!tp w mw tau dri lo sndri#
Cha------>#bacrit amat sii lo jadi org,,,,#
Dyo------>#bkan tau,,,ywdah, w tbak ya, nama lo Cha kan?????#
Cha------>#nah tu lo; tau...so,,, npa tnya lgi msa w???#
Dyo------>#kan biar lbih afdol gtu Cha,#

membaca sms dri Dyo yg terakhir membuat Cha ttersenyum sndri.

Cha----->#slam knal ajj deh klo gtu#
Dyo----->#ok,,, tp w bleh donk sms lo or tlfon lo lgi????#
Cha-----># ^_^ #


Cha mengakhiri percakapan mereka lewat sms dengan senyum yang membuat Dyo makin penasaran dengan Cha. Dan itu lah yang Dyo sukai. B'cz selama ini cewek yang deket sama dia kebanyakan jual murah semua. Ga da yang jual mahal kayak Cha, Dyo jadi makin bersemangat.
:)

Apa besok Cha bakal nerima telfon atau bales sms sari Dyo lagi,,???
Tunggu serangan gencar dari Dyo selanjutnya.

^_^

d'star part 1

siapa si yg g pengen bahagia,,,???jelas semua orang pengen donk,,, begitu juga dengan mniescha arisandi,yg biasa di panggilk dengan CHA.Cha sedang mengotak-atik hpnya sambil berguling sana-sini di atas tempat tidurnya,,, dan kini ia meletakkan hp mungilnya di telinga'y. dan tak lama ada yg menjawabnya dari seberabg,,
"halo" sapa orang yang di seberang dan sedikit berbisik.
"halo, Ra... napa sih bisik-bisik???" tanya Cha,, agak kesel juga.
"w lagi ada les, bodoh! bukannya ga mau jawab telfon lo..." bela Rara yang masih berbisik. takut ketahuan sama guru lesnya,,,

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

"siapa, Ra???" tanya teman yang ada di sebelahnya.
"palingan juga si Cha."tebak yng di sebelah Rara sok tahu.
"Siapa emangnya,Ndy???"tanya nya penasaran
"tu temen sekolahnya si Rara... lumayan manis si,,"puji Andy sambil cengengesan.
"oh,,," yang di sebelah rara hanya ber-oh.
"duuhhh,,, kalian ni bawel2 ya,,, kerjain tu soal yang di kasi sama gurunya,,," gerutu rara sebal.
"iya lah tau,,, orang nyokap lo sendiri,,, hehehehe" goda yg di sebelahnya tadi.
"bukannya gitu, dyo" ujar rara "kalo w ga bisa, bisa2 tar w di gantung tao sama nyokap w sendiri,,, mau lo????" tanya rara dengan sedikit bringas, agar yang di sampingnya mau diam, tapi sia-sia ajja,,, yang di sampingnya malah ngomong-ngmong ga jelas gitu.
"Ra, pinjem hp lo donk..." pinta Dyo yang sudah mengulurkan tangannya.
"hp lo kemana?" tanya Rara dan meletakkan hpnya ke tangan Dyo.
"biasa la,,," jawab Dyo
Kalo udah gitu, Rara udah tau dimana hpnya dekarang berada. Dimana lagi kalau bukan di jok motornya.
Hemns… emang Dyo gak pernah berubah. Selalu meletakkan hpnya di jok motor, walau hpnya sering hilang, tapi ia tak jera juga.
            “jangan keseringan naro hp di  hok motor, ah!” ucap Rara.
Tapi yang di bilangin malah asik ngotak-atik hp RAra. Dan tak lama malah Dyo ngeluarin hp dari sakunya,,
“ni, Ra. Thx yaw..” ucap Dyo tanpa merasa bersalah.
“nah tu hp lo ada di tangan lo,,” kata Rara, agak kesal.
“hehehehe,,, w lupa. Ternyata hp w ada di saku.” Jawabnya.
“bilang aja mau ngambil no-a Cha. Iya kan???”tebak Andy yang tau akan perilaku sohibnya itu.
“sotoy lo,,, bagus sok ganteng dari pada sok tau.” Ucap Dyo ngeles.
“iya juga gpp ko.” Ucap Rara yang udah malaes dengerin perdebatan mereka.
“dia aja gpp.” Bela Dyo.
“iya-iya,,, lanjut ajj la boy,” ucap Andy, pasrah seperti ada yang disembunyikan,,, entah apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.
Dyo pun tersenyum dengann puas,,,

**************************************************************************************************

          malam pun tiba, Cha tengah asyik dengan hp-nya. biasa lah,,,, anak muda jaman sekarang emang hp mulu yang di pegang,,, coba buku,,,pasti ga pernah di buka atau pun di jamah. hehehehe , , , , , , ,
tdrangggg,,, tdrang,,,tdrangggg,,,,

hp Cha berbunyi dengan nyaring,
lama Cha tak mengangkatnya,, karena no tersebut tak di kenalnya,,, jadi bolak-balik ia reject.
tapi tetap saja si empunya no masih dengan gigih nelfon ke no Cha,,,
     "hiiiiiihhhhhhhhhhh,,,,sipa si ni orang,,ganggu org ajj dari tadi,,," ucap Cha pada dirinya karena sudah tterlalu kesal oleh ulah si empunya no tersebut.
     dan dengan kesal, cha mengangkat telfon dari si emunya ni tersebut.
     "halo,," sapa Cha dengan ketus, "ga da kerjaan lain ya selain ganggu orang lagi istirahat!!!!" semprot Cha langsung,
     " yah elah galak amat si,,, tar cepet tua loh,," goda si penelfon
     " siapa si ni????????" tanya Cha yang makin kesal karena di goda begiu
     " santai donk,,, gak perlu narik urat, apalagi narik kolor bapak, hahahaha" jawab si penelfon masih tetap dengan godaannya yang menurut Cha garing banget.
     " eh, garing banget si jadi orang,,, lo pikir lucu ya,,, jayus banget tau g!!!!" ucap dengan berapi2.
     "terserah si lo mau billang apa sama gue,,, yang jelas, gue mau kenalan sama lo" ucap si penelfon dengan senyum khasnya.
     "What!!! heh, lo klo punya otak tu ya jangan taro di laci,,, taro noh di kepala lo." jawab cha dengan kasar lalu menutup saluran telefon.
denga kesal, Cha membanting Hp-a ke kasur (biar gak rusak hp-a, hehehe)
"Heran deh, bikin kesel ajja tau gak..." keluh Cha kesal.
Dan tak berapa lama, hp cha berbunyi, tanda ada sms.
dan itu dari si penelfon tadi
.................................................................................................................................................

Senin, 21 Januari 2013

sunset in rainbow part 2


Beberapa bulan kemudian.
“Mwo?” seru Suzy yang mendengar berita mengejutkan. “Itu tidak mungkin, Oppa.” Tambah Suzy tak percaya dengan berita yang disampaikan manajernya.
“Aku juga awalnya tidak percaya. Namun banyak yang mengatakan demikian.” Jawab Manajernya.
Suzy hanya menggelengkan kepalanya tanda tak percaya. Ia pun merenungi percintaanya dengan Key yang telah berjalan lama. Nampak mata Suzy yang berkaca-kaca. Tapi sesaat kemudian ia tersenyum. “Gwaenchana, Oppa.” Ucap Suzy yang tahu bagaimana manajernya tersebut. “Ini tidak seberapa bila dibandingkan cinta sepihak Oppa pada direktur.” Ucap Suzy dan tersenyum. “Aku akan menjaga rahasia ini.” Tambah Suzy dengan cepat karena melihat expresi manajernya yang langsung berubah merah.
What? Direktur perusahaan tempat Suzy bernaung kan cowok? Jadi maksudnya manajer suzy ituuuu.... homo gitu?? Andweeeeoooo *teriak, gak terima kenyataan gong yoo oppa sebagai gay*
Suzy pun pergi meninggalkan manajernya.
000
Sementara itu di tempat latihan, Key dan kawan-kawan sedang beristirahat sehabis latihan.
Namja 1: “apa benar kau telah berpacaran dengan...” ia berusaha mengingat-ingat namanya. “Siapa namanya?” tanyanya pada namja ke-2
Namja 2: “Mwola. Kau tanyakan saja pada Key.” Jawab nya sambil menunjuk Key dengan dagunya yang sedang bertelpon ria.
Namja 1” “Aish, jinja. Lihat saja gayanya, seperti remaja yang jatuh cinta.” Ucap nya tak suka dengan kelakuan Key yang meninggalkan Suzy begitu saja.
Namja 3: ia baru datang dan ikut nimbrung. “Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam hubungan mereka. Jadi jangan berburuk sangka pada Key.” Bela si namja ke-3.
Namja 1: “aahh, aku lebih suka ia bersama Suzy Noona.” Ucapnya menyatakan pendapatnya.
Namja 2: “Ooh, gayanya seperti ia yang disakiti oleh noona. Tapi sebenarnya, ia lah yang telah menyakti uri  noona.” Jawabnya kesal.
            Key datang untuk bergabung dengan member yang lainnya. “Wae? Wae kalian diam setelah aku datang?” Tanya Key sedikit curiga dengan kelakuan para member.
Namja 1: “Ani, itu hanya perasaan mu saja.” Jawabnya dengan cuek.
Namja 2: “Aish, nan nomu bogo sipda dengan noona.” Ucapnya dan merebahkan diri di lantai.
            “Apa sih yang kalian bicarakan?” Tanya Key kesal.
Namja 3: “Sudahlah, mereka hanya merindukan Suzy saja. Sudah lama ia tak terlihat. Beberapa buan terakhir ini ia tidak ada kegiatan.”
Namja 1 tampak berpikir. “Oh, kau benar juga. Ada apa ya dengannya. Apakah dia sakit (Hati)?” tanya nya sedih.
Namja 2: “Kudengar ia sedang rehat.” Jawabnya yang sedikit tahu info.
            “Key-ah. Kau dipanggil direktur.” Ucap Sekretaris direktur peruasahaan manajemen tempat Key dan kawan-kawan bermain.
            “Ooo, aku akan segera kesana.” Jawab Key dan beranjak dari situ.
            Key, dengan langkah gontai memasuki ruangan direkturnya. Sedikit rasa takut terbersit di hatinya.
            Direktur yang tengah membelakangi Key langsung berbalik dan membanting koran di meja di hadapan Key. Key pun langsung terperanjat.
            “Apa yang kau lakukan????” Bentak direktur marah besar.
            “Neee....” Key masih tidak mengerti situasi yangsedang membelitnya sekarang. Dan ia masih berusaha untuk memahani kondisinya. Ia pun mengambil koran yang tadi dibanting direktur. Dan membaca judul besar-besar yang ada di korang tersebut.
KEY BERSELINGKUH??????
            “Mwo????” ucap Key yang tak kalah terkejutnya.
            “Neo...” direktur sangat geram dengan berita tersebut.
            “Geundae...”
            “Mwo, mwo, mwo??? Kau akan bilang bahwa kau tak tahu apapun????” bentak direktur yang sangat geram. “Kau tahu, karena skandal ini, kita banyak kehilangan kontrak. Kau tahu berapa banyak kerugia yang telah kualami????” tanya direktur masih geram dengan berita skandal tersebut. Ia pun duduk di kursinya. Lelah otak dan badan.
            “Benar, direktur. Saya tidak tahu apapun mengenai skandal ini. Dan lagi pula saya tidak melakukan hal yang dituduhkan ini.”
            “Siapa yang peduli berita ini bohong atau tidak.” Seru direktur. “Yang mereka inginkan hanya lah berita. Mereka tak peduli akan kebenaran yang ada.” Jelas direktur yangsangat tahu bagaimana dunia hiburan ini.
            “Tapi...”
            “Sudah berapa kali kukatakan padamu, jangan membuat skandal yang merugikan perusahaan.” Tambah direktur yang sdah mulai tenang. Sebenarnya ia percaya dengan anak-anak didiknya. Tapi apa boleh buat, semua telah terjadi.
            “chosonghaeyo, direktur.” Jawab Key dengan kesal. Apalagi saat ia melihat gambar Suzy yang menangis di artikel tersebut.
“Ooo, kau boleh pergi.” Ucap direktur masih kesal dengan keteledoran anak didiknya.
000
Key mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan penuh. Deru motornya yang memacu jalanan, seakan mewakili perasaannya yang tengah marah pada seseorang. Suzy. Yah, gadis itulah yang telah membuat amarahnya meledak.
Key berhenti disebuah rumah besar dengan nuansa putih. Ia langsung berlari kecil untuk sampai didepan pintu rumah tersebut.
Key memencet bel dengan kesal dan terus menekan bel.
“Key-ah?!” ucap Suzy dari dalam. Ia memandang Key dengan heran lewat monitor. Lalu suzy pun menekan password agar pintu terbuka dengan otomatis.
Keadaan suzy saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menghadapi kemarahan Key. Wajahnya yang pucat serta pembawaannya yang tak ceria, menandakan ia sangat kesakitan.
“Yaa, Suzy-ah.” Seru Key sebelum ia sampai di hadapan Suzy.
“Oo, ada apa?” Tanya Suzy lalu duduk di sofa.
“Apa maksudmu?” Tanya Key tiba-tiba.
“Mwo? Aku tidak tahu apa yang tengah kau bicarakan.” Jawab Suzy dan memandang Key dengan penuh tanda Tanya.
“Iego.” Key melemparkan tabloid yang ada gossip tentangnya ke pangkuan Suzy.
Suzy pun mengalihkan pandangannya ke tabloid yang dibawa Key. Ia pun membuka halaman pertama, dan nampaklah judul besar KEY BERSELINGKUH. “Naneun mollaseoyo.” Jawab Suzy.
“ternyata kau adalah wanita picik. Menggunakan air mata di depan wartawan. Supaya apa?” Tanya Key sangat kesal.
“Yaa,,, tak pernah terpikirkan sedikit pun untuk membuat mu seperti ini.” Bela Suzy sedih. Suzy sangat kelelahan, bahkan wajahnya yang putih Nampak pucat akibat kelelahan dalam kegiatannya. “Dengar, lebih baik kau sekarang pulang, tenangkan pikiran mu, saat itu tiba kita akan bicara lagi.” Tambah Suzy yang sudah berdiri bermaksud meninggalkan Key.
“Apa kau pikir aku bias tenang????” Seru Key, dan itu cukup membuat Suzy menghentikan langkahnya.
Mata Suzy berkaca-kaca. Bahkan dulu Key tak pernah membentaknya walau sedang bertengkar hebat.
“Kau piker aku bias tenang???” Tanya Key sekali lagi. “Kau piker bagaimana perasaan IU? Kau pikir ia tidak akan tertekan?” tambah Key dengan berapi-api.
Sakit. Rasa itu masih ada. Saat ia membela yeoja cingu nya yang sekarang.
Suzy menatap Key, air matanya telah jatuh. “Bahkan dari awal sampai akhir pun kau tak pernah mempercayaiku.” Jawab Suzy dengan menekankan nada bicaranya. Suzy pun berjalan menuju pintunya. “Tadinya aku tak berniat melakukan ini. Tapi akan lebih baik jika kau keluar dari rumah ini sekarng juga.” Usir Suzy dan membuka pintu rumahnya lebar-lebar.
“Beginikah caramu memperlakukan teman mu???” Ucap Key sangat kecewa.
“Chingu????” Tanya Suzy. “Benarkan aku chingu mu??? Aku rasa tidak. Karena chingu tak akan menuduh mu, chingu selalu percaya padamu apapun yang terjadi.” Tambah Suzy dingin. “Ga..?!!” usir Suzy.
Kali ini Key hanya diam saja, dan ia pun keluar dari rumah Suzy. Terdengar bantingan pintu saat Key keluar.
Suzy bersandar pada pintu. Ia sakit, bukan hanya karena badannya yang lemah, tapi lebih kepada hatinya yang saat ini hancur.
000
“Ya, bagaimana kau bisa masuk RS???” Tanya manajernya dengan galak, namun tetap menghilangkan sisi perhatiannya.
“Ahh, oppa ini semua salahmu. Kau tak pernah membiarkan aku istirahat.” Jawab Suzy lalu duduk di ranjangnya.
“Ya,,,” tegur manajernya dan mengetuk kepala Suzy.
“Opaaaa, nomu appu.” Rengek Suzy dan mengelus kepalanya.
“Hah,,, oo, shine ada diluar sekarang. Mereka ingin menjenguk mu.” Ucap manajernya.
“Jinjja???” ucap Suzy senang. “BIarkan mereka masuk. Aahh, bogosipda.” Tambah Suzy dan tersenyum.
Tak berpa lama mereka masuk, namun tentu saja minus Key.
“Noona….” Seru Taemin dan langsung menghampiri Suzy. “Bagaimana kau bisa sakit?” Tanya Taemin sangat cemas.
“Ya, Taemin-ah. Noona masih sakit, jangan ganggu dia.” Ucap Minho dari belakangnnya.
“Benar. Ais, jinjja.” Tambah Onew lalu meletakkan buah2an yang mereka bawa ke meja yang disediakan di kamar tersebut.
Suzy hanya tersenyum melihat pertengkarann mereka.
“Oo, oo, lihat. Uri noona tersenyum.” Ucap Taemin sangat senang.
“Tentu saja, itu karena ada aku.” Jawab Minho sangat narsis.
“Aish, kalian ini. Sangat rebut. Suzy jadi tak bisa isturahat.” Lerai Onew dengan bijak.
“GOmawo.” Ucap Suzy.
“Noona, kami sangat mengkhawatirkan mu. jangan sakit lagi.” Ucap Taemin sedih.
“Benar. Noona tak pernah menmgunjungi kami setelah putus dengan hyung.” Tambah Minho.
“Yaa, kalian ini. Sana beli minuman, aku rasa dia haus makanya taka da satu pun pertanyaan kalian yang dijawab.” Ucap Onew.
“Ahh, benarkah noona. Kenapa tak bilang.” Gerutu Minho. Lalu ia dan Taemin pun pergi.
“Gomawo oppa.” Ucap Suzy dan tersenyum.
“Oo, lalu kau sakit apa??” Tanya onew
“Aku hanya kelelahan. Jangan khawatir.”
“Oo, mianheo. Key memang sangat keras kepala. Tapi aku yakin ia tak pernah melakukan hal itu.” Ucap Onew membuka percakapan.
“Ara.” Jawab Suzy yang sangat tahu bagaimana karakter mantan pacarnya.
“Ahh, andai ia tahu kau sangat percaya padanya. Dan andai ia tahu kau sedang mengalami masa-masa yang berat.” Keluh Onew yang menyesalkan sikap Key.
“Oppa, nan gwaenchana.” Ucap Suzy.
“Apa aku harus memberitahu keadaan mu yang sebenarnya??” Tanya onew sedikit khawatir.
“Oppa, andwae. Kau tidak boleh memberitahu tentang ini.” Tolak Suzy. “Aku tak ingin ia lebih salah paham lagi padaku.” Tambahnya.
“Emang keadaan apa yang harus diberitahukan Suzy???” Tanya seorang cowok yang baru saja masuk.
“Jonghyun oppa,,,” sapa Suzy dan tersenyum.
Jonghyun pun masuk ke ruangan dan memperlihatkan batang hidungnya yang tak pernah lihat.
“Ya, dari mana saja kau selama ini?” Tanya Onew kesal.
“Dugu??? Naega? Aku hanya sedikit liburan tempat orang tua ku tinggal.” Jawab Jonghyun tanpa merasa bersalah.
“Oppa, bogosippo,,,” Ucap Suzy dan tersenyum bahagia.
“Apa yang sedang kalian bicarakan???” Tanya Jonghyun dan duduk di dekat Onew.
“Ani.” Jawab Suzy cepat-cepat.
“Sudahlah, kau memang selalu tak pernah bicara padaku.” Ucap Jonghyun dingin. Jonghyun selalu dingin, meski sebenarnya ia sangat perhatian pada Suzy. Ia juga selalu mendukung Suzy saat dengan Key, walau sebenarnya ia tak harus melakukan itu.
“Oppaaa,,,” Ucap Suzy membujuk.
“Aku juga sudah dengar dari dokter. Aku tak sengaja mendengarnya saat manajermu bicara pada dokter.” Jawab Jonghyun dan tersenyum pada Suzy. “nan neoaraseo. Aku selalu mendukung mu kan…” tambah Jonghyun dengan senyum sedih yang ia paksakan.
“Oppa, miane. Geundae, bisakan kau merahasiakan hal ini dari yang lainnya???” Pinta Suzy.
“Rahasia apa?” Tanya Minho yang sudah berada di depan pintu.
“Hyuungg,,,” Seru Taemin dan langsung menghampiri hyungnya yang satu ini. “Kau kemana saja? Bogosipda.” Ucap Taemin dan langsung merangkul Jonghyun.
“Ya, apa-apaan kau ini. Apa kau ini homo?” Tanya Jonghyun sambil melepaskan pelukan Taemin.
“hyung,,,” rajuk taemin. “Hyung, kenapa kau pergi begitu saja ditengah jadwal kita yang padat???” Tanya Taemin dan memandang Jonghyun denganpandangan yang penuh selidik.
“Not you’re business.” Jawab Jonghyun dengan bahasa inggris.
“Aish, kau sangat pelit.” Jawab Taemin lalu tersenyum pada noonanya. “Noona, kau haus kan. Aku membelikan jus kesukaanmu, avocado juice.” Ucap Taemin dan menunjukkan hasil kerjanya yang menurutnya sangat bagus karena telah memesan sesuai dengan kesukaan Suzy.
Suzy tersenyum, “Gomawo, Taemin-ah.” Ucap Suzy dan tersenyum.
“Jadi, apa yang harus kalian rahasiakan dari kami???” Tanya Minho masih curiga pada kedua hyungnya dan juga noonanya. Sedangkan Taemin hanya memandang mereka semua, tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
“Anio Minho-ah. Kami hanya membicarakan sesuatu yang tidak penting.” Jawab Suzy dan tersenyum dengan kaku.
“Jinjja???” Tanya Minho dan memandang Suzy yang paling tidak bisa berbohong. Minho mendekati noonanya. “Noona, jangan berbohong pada ku dan taemin hanya karena kami adalah dongsaeng mu. kami juga telah dewasa, kami bisa menjaga noona.” Tambah Minho khawatir.
“Benar noona, kami bisa menjagamu. Apakah Key hyung telah menyakiti mu lagi dan ingin merahasiakan ini dari kami.” Tambah Taemin yg juga mendekati Suzy.
“Aigoo, nan dongsaeng ternyata telah dewasa.” Jawab Suzy dan mengacak-acak rambut Minho dan Taemin.
“Noona, kami menyayangi mu.” ucap Taemin dan tersenyum ceria lagi. Namun  berbeda dengan Minho, ia tetap menatap Suzy dengan tatapan curiga.
“Nado.” Jawab Suzy dan tersenyum ceria lagi.
000
Jonghyun duduk di sofa apartment shine. Ia masih menunggu key yang belum juga pulang. Tepat pukul 12.05 am, Key pulang dengan sedikit terhuyung. Jonghyun membantunya dan mendudukkannya di sofa.
“Apa kau minum? Bukankah kau sudah tidak minum lagi?” Tanya JOnghyun berdiri dihadapan Key dan memandangnya dengan dingin.
“Aku hanya minum sedikit, tadi IU sedang ada pesta, jadi kami sedikit minum bersama.” Jawab Key menjelaskan.
“Benarkah. Kenapa malah kau jadi buruk, bukannya makin baik? Dulu saat dengan Suzy kau tak pernah minum lagi walau kami telah memaksamu.” Ucap Jonghyun sedikit kesal.
“Hyung, jangan bawa-bawa dia lagi. Aku sudah cukup membencinya.” Ucap Key dan ingin pergi kekamarnya.
“Ya, aku belum selesai bicara.” Tegur Jonghyun.
“Mwo???” Tanya Key kesal pada hyungnya.
“Apa kau tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Suzy??” Tanya Jonghyun kesal dan menarik kerah Key.
Key menyeringai. “Ya, kalau kau memang peduli padanya, kenapa tidak kau hibur saja dia? Lagi pula kau sudah menyukai sejak awal kan?” Ucap Key tajam, lalu melepaskan tangan Jonghyun dari bajunya. “Aku muak dengan tingkah mu dan dia. Kau oikir kenapa kami bisa putus???? Itu semua karena mu.” Tambah Key dingin.
“Mwo????” Tanya Jonghyun, kenapa malah jadi dia yang disalahkan. “Neo michin???” Tanya Jonghyun tak kalah kesalnya dengan Key. “Aku dan dia hanya Chingu, oppa-dongsaeng.”
“Chingu? Oppa-dongsaeng??” Tanya Key dingin. “Kau piker aku tak tahu bahwa kau menyukainya sejak awal bertemu????” bentak Key.
“Kau lah yang tak pernah mempercayainya. Kau selalu salah paham. Dan sekarang kau menuduhnya yang tidak-tidak. Neo michin?” Tanya Jonghyun. “Ku rasa kau tahu apa-apa mengenainya. Kau hanya peduli pada dirimu sendiri.” Tambah Jonghyun berniat meninggalkannya.
“Ya,,,” Tegur Key dan ingin menghajar Jonghyun. Namun Onew, Taemin, dan Minho langsung datang. Onew menahan tangan Key yang sudah terkepal.
“Apa yang akan kau lakukan pada hyung mu?” Tanya Onew dingin. “Apa yang sedang kalian pikirkan. Bertengkar untuk hal yang tak penting.” Tambah Onew.
“Mwo? Tidak penting. Ini serius hyung.” Bela Jonghyun. “Jangan mengangga masalah Suzy masalah tidak penting.” Tambahnya kesal.
“Benarkan? Kau menyukainya.” Tandas Key.
“Dengar, ini urusan mereka, kita tak perlu ikut campur.” Tambah Onew lagi.
“Hyung, kalian jangan bertengkar lagi. Suzy noona juga penting.” Sambung Taemin.
“Ada baiknya kita bicarakan ini.” Ucap Minho. “Aku juga ingin tahu, apa yang sebenarnya kalian sembunyikan tentang noona dari kami.” Tambah Minho.
“Minho-ah, sudah ku bilang tak ada yang kami sembunyikan.” Jawab Onew.
“Gurae, lebih bik semua orang tahu apa yang tengah dialami suzy.” Jawab Jonghyun terlanjur emosi.
“Mwo??? Ada dengan noona?” Tanya Taemin. Hahhaa, taemin selalu repot sendiri, dan dialah yang paling polos, mungkin karena dia adalah maknae di shine.
“Jonghyun-ah…” Ucap Onew berusaha untuk menutupi.
“Ada apa???” Tanya Key yang juga ikut penasaran.
“Dia terkena leukemia.” Ucap Jonghyun tertunduk, sedih, tak ada yang dapat ia lakukan untuk Suzy.
“Jonghyun-ah…” Onew berharap agar Jonghyun menghentikan ucapannya.
“Biarlah, hyung. Biar bajingan ini juga tahu apa yang sebenarnya terjadi.” Jawab Jonghyun terlanjur kesal pada Key.
“Mwo???” Key tak yakin dengan pendengarannya. “Leukimia???”
“Andweo…” Ucap Taemin berkaca-kaca.
Minho spontan mundur berita mengjutkan itu. “Andweo. Shireo. Noona sehat, dia tidak sakit.” Ucap Minho tak percaya.
“Hyung, ini tidak benar kan?” Tanya Taemin menggoyangkan tubuh Onew.
Onew dan Jonghyun tertunduk, tanda bahwa berita ini memang benar adanya.
“Key hyung, kau seharusnya tahu. Ini tidak benar.” Ucap Taemin dan beralih pada Key.
“Eonje??? Sejak kapandia sakit.” Tanya Key dan menghampiri Jonghyun.
“Sebelum putus dengan mu?” jawab Jonghyun.
“Dan foto yang di artikel itu sebenarnya ia sedang di RS, dan saat itulah ia tahu tentang penyakitnya.” Tambah Onew.
Minho tersenyum dingin. “Ternyata ini alasan Noona memutuskan mu key hyung.” Ucap Minho. “Kenapa aku tak menyadarinya.” Tambahnya yang selama ini jago analisis. “Ternyata begitu.” Tambahnya merasa bersalah karena ketololannya.
“Key-ah. Selama ini ia selalu mendukung mu dari belakang, tapi hanya kau lah yang tak dapat melihatnya. Ia sangat peduli padamu. Tapi kau beranggapan buruk padanya.” Ucap Onew yang memang selalu tahu tentang Suzy (Tempat Suzy curhat).
“Kau juga masih menyayangi nya kan?” Tanya Jonghyun. “JAgalah dia sebelum…”
“Shireo.” Potong Key. “Dia tidak akan kemana-mana.” Tambah Key sedih, bingung akan apa yang harus ia lakukan. “Hyung, apa yang harus aku lakukan????” Tanya Key yang terduduk di lantai.
“Hyung, jagalah noona.” Pinta Taemin yang sangat menyayangi Suzy.
“Pergilah sekarang. Ga.” Saran Minho. “Noona pasti sedang menunggu mu.” tambah minho bijak.
000
Waahh, ternyata sangat banyak orang yang menyayangi Suzy. Tentu saja, karena ia juga baik pada semua orang.
Suzy tengah berbicara dengan manajernya.
“Oppa, besok aku akan mengundurkan diri. Juga sekalian menjelaskan tentang skandal Key.” Ucap Suzy.
“Apa kau yakin?” Tanya Gongyoo.
“Oo, lagi pula aku harus menjalani pengibatan seperti yang kau sarankan kan?” Tanya suzy tersenyum. “Gwaenchana oppa.” Tambah Suzy melihat ekspresi manajernya.
Gongyoo hanya tersenyum tipis. “Ya, apa kau menangis???” Tanya Suzy menggoda gongyoo.
“Ani, ada debu yang masuk kemataku. Makanya mataku berair.” Jawab Gongyoo.
“Gongyoo oppa, gomawo.” Ucap Suzy dan memeluk gongyoo. Oppa, mianhe, karena aku tak pernah menganggap perasaanmu. Aku tahu kau bukanlah guy. Ucap Suzy dalam hati.
Gongyoo tersenyum dan mengacak-acak rambut Suzy. “Sebaiknya kau beristirahat, aku akan pulang dan mengatur semua untuk besok.” Ucap Gongyoo. Ia pun menidurkan suzy dan menyelimutinya.
“Oppa, gomawo, mianhe. Selama ini aku selalu menyusahkan mu.” ucap Suzy.
“Sudahlah, lebih baik kau tidur. Hmn,,, arachi.”
Suzy mengangguk dan tersenyum.
“Nan gage,,,”
Suzy melambaikan tangannya. Setelah itu ia pun kembali duduk dan memandang keluar jendela. Omma, mungkin sebentar lagi aku akan datang padamu. Gitariyeo. Ucap Suzy memandang langit malam yang tengah hujan, seoalah ia menangis untuk Suzy. Menangisi gadis yang mungkin tak lama akan pergi.
Terdengar pintu kamar Suzy dibuka lagi, mungkin itu Gongyoo, si manajer, atau malah suster yang jaga yang ingin memeriksa pasien apakah pasien terbut telah tidur.
“Ada apa lagi oppa…???” Tanya Suzy, dan kaget, karena bukan sosok manajernya yang ada dihadapannya sekarang. Suzy memandangnya dengan lekat, dan mengerjap untuk memastikan orang yang ada dihadapannya.
“Key-ah…” desis Suzy tak percaya, melihat sosoknya. Kebasahan dan sedikit menggigil dengan dinginnya kota seoul. “Kau basah,,, kau bisa flu, kau sangat gampang terkena flu.” Omel Suzy dan berlari ke kamar mandi untuk mengambil handuk kering.
---
Lucu melihat Key memakai baju Suzy warna pink, ingin tertawa rasanya. Tapi saat ini tidak memungkinkan mereka untuk tertawa.
Suzy menjemur pakaian Key diteras kamar pasien. Suzy memandang Key yang tak juga bergerak untuk mengeringkan rambutnya. Ia pun menghampirinya.
Suzy tersenyum dan mengambil handuk di kepala Key. “Kau sangat gampang trkena flu.” Ucap Suzy dan mulai mengeringkan rambut Key dengan handuk yang juga berwarna pink. “Kau ini seorang idola, tubuhmu bukan milik mu seorang tapi milik fans mu juga.” Tambah Suzy. “Kau harus menjaga kesehatan mu, jangan mengikuti emosi sesaatmu saja.” Tambah Suzy yang sangat mengenal karakter Key. “Apa kau bertengkar dengan IU?”
“Mianeee…” Ucap Key dengan pelan dan masih tertunduk.
Suzy tersenyum sedih, namun Key tak melihat itu karena ia menunduk. “Apakah begini caramu meminta maaf??” Tanya Suzy dan memegang pipi Key lalu mengarahkannya untuk menatap Suzy. “Jika kau tulus meminta maaf pada seseorang, maka kau harus menatap matanya untuk menunjukkan ketulusan mu dalam meminta maaf.” Tambah Suzy masih dengan senyumnya, tapi kali ini ia tersenyum lembut, cukup untuk membuat para namja takluk dihadapannya.
“Nan, jeongmal mianee. Nan mwolaseoyo.” Ucap Key berkaca-kaca.
“Ya, apa kini kau menangis dihadapan seorang yeoja, kau tidak malu?” goda Suzy untuk menghibur Key.
Tetiba Key memeluk pinggang Suzy dan menyandarkan kepalanya.
Suzy cukup terkejut, tapi ia bisa mengatasinya. “Ya, Key-ah, apa kau sedang ada dalam masalah?” Tanya Suzy.
Key masih tak menjawab Suzy. Dan suzy pun membiarkan Key bersandar padanya.
“Miane, aku tak pernah mengerti dirimu.” Ucap Key.
“Ne???” Suzy masih tak mengerti. Suzy pun duduk disamping Key, ia bermaksud untuk cerita tentang pengunduran dirinya. “Aku akan mengundurkan diri dunia entertaint.” Ucap Suzy.
“Key langsung memandang Suzy dengan kaget. “Apa maksudmu? Wae? Waegurae?” Tanya Key.”
Suzy tersenyum. “Aku ingin beristirahat di kampung. Aku ingin menghabiskan waktu bersama appa dan juga harameoni.” Jawab Suzy.
Key sebenarnya ingin bertanya tentang sakitnya pada Suzy, tapi hyungnya melarangnya untuk bertanya karena itu akan membuat beban pada Suzy.
“Aku juga akan menjelaskan tentang skandal yang tengah terjadi, jadi kau tidak perlu marah lagi padaku.” Tambah Suzy dan tersenyum. “Apa kau senang?” Tanya Suzy.
“Emh.” Key hanya mengangguk dan sedih.
“Kalau begitu, panggil aku noona.” Pinta Suzy.
Key menyeringai, kebiasaannya muncul. “Mwo? Noona? Shireo.” Jawab Key dan mengacak-acak rambut Suzy.
“Ya, palli, panggil aku noona. Noona. Araseo?” ucap Suzy tak terima rambutnya diacak-acak.
“Ya, bagiku kau adalah dongsaeng. Harusnya kau memanggil ku oppa. Oppa,,,” ucap Key dengan gayanya yang imut khas cewek.
“Hah, shireo.” Suzy pura-pura ngambek, mereka pun tertawa-tawa. Keceriaan suzy kembali lagi dengan adanya Key.
000
“Annyeonghaseo…” sapa Suzy dan membungkuk untuk memberi hormat pada wartawan yang bersedia meluangkan waktunya untuk conferesi pers. “Gamsahamnida, kalian mau dating hari ini. Padahal cuaca diluar sana sangat dingin. “Ucap Suzy. Yah iyalah mereka mau dating, mereka kan lagi cari duit dari berita-berita yang mereka dapat.
Suzy yang ditemani manajernya, gongyoo, dan direktur agensinya, ia tersenyum.
“Aku ingin berterimakasih pada ajushi sirektur yang sudah seperti appa ku sendiri. Ajushi direktur, gamsahamnida, aku menyayangimu.” Ucap Suzy dan membungkuk. “Untuk manajer ku yang telah sabar mengadapi kenakalanku, miane, gamsahamnida. Jeongmal gomawo.” Tambahnya. “Hari ini aku resmi mengundurkan diri dari dunia entertaint.”
Semua orang pun kaget, kecuali direktur dan manajer Suzy.
Sementara itu, di tempat latihan member shine.
“Hyung,..” Panggil Taemin pada keempat hyungnya. “palli wa. Cepat kesini hyung.” tambah Taemin sangat histeris sampai harus menarik hyungnya untuk melihat acara.
“Mwo???” Tanya mereka dan mengikuti Taemin dengan ogah-ogahan.
“Noona,,, katanya ia akan mengundurkan dirii,,,” Ucap Taemin dengan gemas.
“Mwoo…” Seru mereka semua, lalu Minho pun mengeraskan suara TV.
Suzy terlihat sangat cantik. Ia tersenyum kea rah kamera. “Jika kalian bertanya kenapa, maka aku akan menjawab, aku ingin beristirahat. Aku sudah banyak mengumpulkan uang.” Ucap Suzy yang diikuti gelak tawa oleh para wartawan, termasuk shine yang lagi nonton.
“Dulu, uri eomma meninggal karena leukemia yang dideritanya. dan aku juga terkena penyakit yang sama. Maka dari itu aku ingin berstirahat di kampong eomma.” Ucap Suzy yang mengundang banyak pertanyaan. Semua pun berempaty padanya. Dan, aku juga ingin menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi antara aku, Key, dan IU. Aku sangat mengenal karakter Key. Aku tahu bagaimana jiwanya, jadi aku tak percaya dengan gossip murahan yang dibuat. Aku dan Key putus jauh sebelum mereka pacaran. Jadi ini murni adalah kesalahpahaman.” Tambah Suzy.
“Omoo, uri noona sangat berkharisma.” Ungkap Minho dan tersenyum bangga melihat layar kaca.
Key terdiam mendengar pernyataan Suzy. Wae? Wae mareba? Kenapa dengan cara seperti ini? Tanya Key dalam hati dan terduduk dengan lemas.
“Hyung…”
“Key-ah..”
Keempat member khawatir dengan Key yang tiba-tiba terduduk. “Neo Gwaenchana?” Tanya Jonghyun sambil memegang pundak Key.
Key memandang Jonghyun. “Hyung,,, waegurae?” Tanya Key sedih. “Kenapa dia selalu melakukan yang dia suka tanpa menanyakannya pada orang lain? Bahkan dia tak pernah memberitahuku tentang ini.” Tambah Key pelan.
“Key-ah… Suzy sangat menyayangimu, guraeseo dia melakukan ini. Selama ini begitu banyak yang yeoja itu lakukan, hanya kau saja yang tak pernah tahu itu. Namja seperti mu memang harus dihajar sesekali.” Jawab Onew kesal. Key tak pernah menyadari, betapa banyak yang telah dilakukan Suzy untuknya.
“Hyung,,, gurojima. Jangan seperti itu.” Pinta Taemin pada Onew.
“Benar, cukup bahwa hyung tahu apa salahnya.” Tambah Minho.
000
Pintu kamar Suzy terbuka.
“Ooo,,, Iu-ah.” Sapa Suzy sedikit terkejut.
IU tersenyum dan masuk keruangannya. “Annyeong.”
Suzy tersenyum dan menyilakan IU untuk duduk di kursi yang ada didekatnya.
“Bagaimana keadaanmu?” Tanya IU.
“Beginilah.” Ucap Suzy tersenyum.
“Aku telah putus dengan Key.” Ucap IU tiba-tiba.
“ne?? wae?” Tanya Suzy bingung dan langsung memandang IU yang nampaknya sedih, namun berusaha untuk tegar.
“Key yang memintanya.” IU tersenyum dan memandang Suzy. “Dia terlalu sangat menyayangimu, Eonni. Kau selalu ada di pikirannya.’
“IU-ah. Itu tidak benar.” Ucap Suzy, merasa tidak enak.
IU tersenyum, tidak perlu merasa tidak enak, aku baik-baik saja.” Ucap IU
000
“Ya,,,” seru Key begitu tiba didepan kamar pasien.
Suzy menoleh dan tersenyum. “Key-ah. Kau dating…” ucapnya dengan ceria.
“Michin yeoja. Eonje? Sejak kapan aku memintamu untuk melakukan hal itu?” Tanya nya dan masuk kekamar pasien. Lalu duduk disebelah Suzy.
Suzy tersenyum. “Aku hanya ingin meluruskan masalah saja.” Jawab Suzy dan tersenyum cuek. “Oh, ya. Aku akan pergi sore ini.” Ucap Suzy mencoba untuk pamit.
“apakah bisa jika kau tak pergi?” Tanya Key.
“Andwe. Aku harus pergi. Aku ingin melanjutkan hidupku di desa. Aku ingin beristirahat dengan tenang.” Tambahnya.
“Miane.” Ucap Key dan memegang tangan Suzy. “Tapi bisakah aku merawatmu?” Pinta Key.
Suzy hanya mendengus. “Hwa, Key-ah… apakah kau salah minum obat? Kau masih memiliki IU yang harus kau jaga. Bukan aku.” Jawab Suzy yang sebarnya udah tahu kalo mereka udah putus.
“Aku telah putus dengannya. Aku sadar, bahwa hanya ada kau. Bukan yang lain.” Jawab Key.
“Apakah ini kalimat kasihan?” Tanya Suzy dingin. “Miane, hajiman, aku tak butuh bantuan atau kasihan mu. aku bisa melakukan sendiri.” Ucap Suzy yang sebenarnya sedikit tersinggung.
“Ani,,, ini murni keinginanku. Jaebal,, biarkan aku merawatmu.” Pinta Key dan menggenggam tangan Suzy.
“Key-ah… naneun gwaenchanayo. Aku gak butuh bantuan siapapun. Aku bisa merawat diriku sendiri. Ka…” usir Suzy akhirnya.
“Shireo.”
“Look, I’m fine. I don’t need anyone. I just want alone. Please, listen me.” Ucap Suzy dengan b.inggrisnya. “Tollong jangan menyusahkan akulagi, cukup hari ini aja. Dan ini yang terakhir aku membantumu.” Ucap Suzy dengan sinis.
“Ne???”
“Key-ah… cukup terakhir kali aku bersamamu sebagai chingu. Tapi sebagai chingu pun kau selalu begitu dan begitu lagi.” Suzy cukup kecewa dengan tingkah laku Key selama ini. Menjadi teman pun tetap membuatnya sakit.
“Miane…” ucap Key pelan. “Tapi aku ingin ada disamping mu. jaebal,,, aku tak ingin menyesal, nan miedo.”
Suzy menggeleng, menolak niat Key yang ingin minta balikan. “Key-ah,,, aku gak mau tersakiti lagi seperti sebelumnya, aku hanya ingin hidup tenang.” Ucap Suzy berkaca-kaca.
“Kau boleh memukulku, kau juga boleh memakiku, tapi kumohon…”
“Kau, bajingan tengik, kau jahat, kau tahu itu,,, kau sangat jahat, kau tak pernah mempercayaiku. Hanya egomu,,,, ego mu.” ucap Suzy menumpahkan kekesalan yang ia simpan dalam hati selama ini. Suzy memukul-mukul dada Key, namun tak cukup kuat untuk membuatnya ambruk.
“Miane,,,” ucap Key dan memeluk Suzy untuk menenagkannya.
“Kau benar, aku jahat, harusnya aku dihukum, aku tak layak ada disampingmu, tapi aku ingin ada disini, aku gak akan meninggalkan mu lagi. Yakseo.” Ucap Key benar-benar menyesal.

Lalu apakah akhir mereka sad ending atau happy ending? Hmn,,,
Terlihat Key dan Suzy tengah duduk di ayunan berdua menikmati indahnya sore. Dan tak berapa lama, member Shinee pun datang dengan membawa banyak hadiah. Dan seperti biasa, Taemin dan Minho lah yang paling bersemangat melohat noonanya.
“Noona,,,” panggil Taemin dan berlari kecil menghampiri Suzy.
“Taemin-ah…” balas Suzy dan berdiri dan mereka berpelukan, lalu diikuti Minho juga.
Key menutup mata dengan tangannya, tak rela kekasihnya dipeluk orang lain, meski itu dongsaengnya sendiri.
“Onew oppa,,, gomawo telah datang.” Ucap Suzy dan mereka berpelukan.
Onew tersenyum jahil melihat Key.
“Apa kabar?” Tanya Jonghyun.
“Oppa, bogosipoyo.” Ucap Suzy dan langsung memeluk Jonghyun.
“ya, ya, ya…” Tegur Key tidak terima, dari semua member, hanya pada Jonghyun lah Key paling cemburu. “Jangan lama-lama.” Tambahnya dan langsung memisahkan mereka.
Mereka pun ngobrol-ngonrol dan tertawa-tawa bahagia.
Leukemia yang diderita Suzy yang telah divonis hanya tinggal beberapa bulan saja,, nyatanya kini telah 2 tahun mereka bersama, dan mereka hidup bahagia.
Meski waktu yang mereka miliki sedikit, tapi mereka berusaha tak memikirkan berapa lama lagi yang tersisa, tapi menjalani kehidupan ini bersama dengan bahagia, maka tidak aka nada penyesalan nantinya.
end